Android boleh berbangga, boleh jadi saat ini Androidlah raja diraja dari segala macem platform mobile. Dengan market share sekitar 70%,menjadikan Android sebagai raksasa OS mobile terpopuler di dunia jauh diatas para kompetitornya. Namun hal ini tidak membuat Android terlena karena kedepan masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh OS robot hijau ini.apalagi Android baru berganti boss dari Andy Rubbin ke Sundar Pichai.
Berikut 4 tantangan terbesar Android dimasa depan:
1. Kian Merajalelanya Samsung
Saat ini Samsung adalah produsen perangkat Android tersukses. Sekitar 40% produk Android yang beredar memang adalah buatan Samsung.
Di satu sisi, makin berkibarnya Android ditangan samsung adalah berita bagus. Namun di sisi lain, mereka seolah membuat brand Android yang lain kelabakan. Android kini identik dengan Samsung.
Padahal Google sejatinya ingin sukses Android bisa dirasakan merata oleh semua vendor. Dan mereka tentu tidak ingin Android seolah adalah milik Samsung.
Menurut media Wall Street Journal, situasi ini juga mencemaskan Google terkait kemungkinan Samsung meminta jatah pendapatan mobile Google. Samsung juga dikabarkan akan menganakemaskan OS Tizen di masa depan ketimbang Android.
Chief Financial Officer Google, Patrick Pichette sempat menyatakan bahwa Google tidak mengkhawatirkan kejayaan Samsung saat ini dan malah senang. "Kami punya hubungan sangat baik dengan Samsung," katanya. Namun analis menilai Google sejatinya cemas pada Samsung. Merupakan tugas Pichai untuk mengendalikan isu ini.
2. Membuat Android kian Menguntungkan
Android memang tersedia secara gratis bagi semua vendor yang ingin mengadopsinya. Google berupaya meraih profit dengan layanan mobile yang dipakai Android, terutama dari iklan mobile.
Namun demikian, Google belum pernah menyebut seberapa besar keuntungan yang mereka dapat dari Android. Kemungkinan karena jumlahnya belum terlalu signifikan.
Padahal, diperkirakan ada sekitar 750 juta perangkat Android yang saat ini beredar di seluruh dunia. Terang saja, begitu banyak vendor yang mengadopsinya. Beban berat pun disandang Pichai agar Android kian menguntungkan. Dan menjadi pundi pundi uang yang besar bagi Google.
3. Menggeber Update Android Lebih Cepat
Android kerap dikritik terkait fragmentasi atau perangkat yang terpecah-pecah. Sebab, begitu banyak modelnya dan versi sistem operasinya.
Dan sampai sekarang, distribusi versi Android belum merata. Tercatat, baru 18% pengguna Android merasakan OS terbaru Jelly Bean yang sudah keluar tahun lalu.
Jadi, mayoritas masih menggunakan OS versi lama. Dan kadang, update yang dijanjikan baru terealisasi dalam waktu yang tidak sebentar.
Memang, pabrikan memilih hati-hati untuk memastikan update berjalan mulus dan tidak mengganggu kinerja. Namun tentunya, Pichai harus memikirkan agar update OS bisa berjalan lebih cepat dan serentak.
4. Menjadikan Android Prioritas Developer
Android boleh jadi merupakan OS paling tenar di dunia. Namun para developer aplikasi dilaporkan masih memprioritaskan pengembangan di sistem operasi iOS buatan Apple. Game dengan kategori best selling seperti Angry Birds, Where's My Water? atau Bridge Constructor pertama kali muncul di iOS.
Sebelum menyambangi Android. Beberapa developer menyatakan mereka akan melihat dulu apakah game buatannya sukses di iOS sebelum dimasukkan ke Android. Developer berpendapat lebih mudah menghasilkan uang di OS ketimbang di Android. "Kami harus memilih satu platform sebagai fokus utama.
iOS menang karena game di sana masih menghasilkan uang dan hanya punya sedikt masalah soal fragmentasi perangkat," kata Kepa Auwae dari Rocketcat Games.
Merupakan tantangan besar bagi Pinchai untuk memastikan Android menjadi prioritas utama bagi developer. Sebab, keberadaan aplikasi seolah sudah menjadi nyawa smartphone masa kini.
Judul : 4 Tantangan Android Di Masa Mendatang
Deskripsi : Android boleh berbangga, boleh jadi saat ini Androidlah raja diraja dari segala macem platform mobile. Dengan market share sekitar 70%,men...